Menko Airlangga: Sejak Awal Pandemi Program Kartu Prakerja Didesain Menjadi Program Bansos Plus

0 Comments


Salah satu program pemerintah RI selama masa pandemi Covid 19, Program Kartu Prakerja, selaras dengan program dari Bank Dunia. Program Prakerja dinilai sesuai dengan program perlindungan sosial yang ideal versi Bank Dunia. Managing Director of Development Policy and Partnerships World Bank, Mari Elka Pangestu, menyebut Program Kartu Prakerja termasuk ke dalam perlindungan sosial cash plus . Program ini selain menjadi program perlindungan sosial untuk penanganan dampak pandemi Covid 19 dengan adanya bantuan dana tunai, juga terdapat program pelatihan dan pendidikan yang meningkatkan skill para pesertanya.

Pada awal masa pandemi, Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto sudah menyatakan jika Program Kartu Prakerja ini dijadikan program semi bansos. Selain mengubah skema pelatihan, pemerintah telah menambah anggaran Kartu Prakerja sehingga bantuan tunai yang diterima masyarakat menjadi lebih besar. Sejak dibuka pertama kali pada 11 April 2020 hingga kini sudah terdapat 11,4 juta orang. Program ini menjadi favorit bagi masyarakat itu juga dibuka sebanyak 22 gelombang. Para peserta program gelombang 22, seperti sebelumnya, bisa mendapatkan dana untuk mengikuti sejumlah pelatihan juga mendapat insentif tunai Rp2,4 juta. “Jadi selain memberikan bantuan keuangan juga memiliki elemen pengembangan sumber daya manusia dan bersifat inklusif. Program Prakerja ini juga menjangkau sektor informal, perempuan, dan penyandang disabilitas,” kata Airlangga.

Dalam program Kartu Prakerja ini pemerintah juga telah menyalurkan sebanyak 52,7 untuk perempuan. Bahkan program ini juga menyertakan penyandang disabilitas. "Beberapa program pelatihan yang ada di Prakerja ini juga didesain lebih friendly untuk penyandang disabilitas," tutur Airlangga Bahkan program ini juga menjangkau masyarakat di pelosok pelosok Tanah Air, dari tingkat pendidikan yang sangat beragam, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

"Program ini juga menjangkau para mantan pekerja migran dari luar negeri atau mereka yang hendak bekerja ke luar negeri," ungkap Airlangga. Program Kartu Prakerja ini juga telah melibatkan layanan teknologi finansial (fintech) dengan bank. Program ini juga mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Dalam program ini dari 27 persen peserta yang belum memiliki rekening tabungan maupun e wallet kini akhirnya bisa memilikinya. Airlangga menambahkan jika penerima program mengaku telah mengalami peningkatan kompetensi, keilmuan maupun keterampilan setelah mengikuti Program Kartu Prakerja. Bahkan banyak pula alumni program ini yang akhirnya membuka usaha dan mendapat penyaluran dana KUR atas usaha baru mereka.

Tak heran jika hasil studi Bank Dunia menyebut Program Kartu Prakerja sebagai satu satunya program yang memberikan dampak positif dan signifikan terhadap modal usaha, konsumsi rumah tangga, dan tabungan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *